WELCOME

Selamat datang di Blog saya semoga anda merasa nyaman disini.

E Compusoft Online English Training

Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Rabu, 03 November 2010

10 Kesalahan Saat PDKT

1001 cara tentu akan Anda lakukan untuk mendapatkan hati pria incaran. Jangan salah langkah, bisa-bisa ide cemerlang berubah jadi bumerang. Nah, agar usaha menarik perhatian si dia tak sia-sia, jauhi sikap yang bias membuatnya menjauh. Tampillah sempurna dan hindari kesalahan ini.

1. Menggunakan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa menjadi cara paling ampuh untuk mendapatkan perhatian, sekaligus cara yang paling tak dimengerti pria. Memainkan dan memilinkan rambut bisa merebut perhatiannya, namun jika dilakukan terus-menerus si dia malah akan menganggap Anda sedang gugup. Tak perlu susah-susah memikirkan gaya, senyum manis Anda ternyata cukup membuatnya tertarik.

2. Bersikap Berlebihan
Tak perlu menunjukkan sikap berlebihan, seperti terlalu antusias menceritakan banyak hal agar mendapat kesan kalau Anda enak diajak bicara, atau tertawa terbahak-bahak saat ia melancarkan lelucon. Ini membuat pria menganggap kalau Anda sedang bertingkah aneh. Tampil smart, elegan, dan tidak dibuat-buat, itu yang diharapkan si dia dari Anda.

3. Menggoda Lewat Jejaring Sosial
Jejaring sosial sangat efektif untuk menjalin hubungan pertemanan, tetapi bukan cara yang tepat untuk mengutarakan ketertarikan pada si dia. Alih-alih menarik perhatian, si dia malah menganggap godaan anda hanya sebagai lelucon pertemanan saja. Goda saja dia secara langsung, karena membuat pria merasa spesial dan menilai Anda bersikap berani dan dewasa. Tetapi jangan berlebihan, ya, karena bukannya mendekat dia malah kabur, lagi.

4. SMS dan Telepon yang Tidak Penting
Niatnya sih, ingin memberi perhatian, tapi percayalah jurus ini tidak mempan. Menelepon atau mengirim pesan singkat yang berisi ucapan selamat pagi atau menanyakannya sudah makan atau belum, tak akan membuatnya tergoda. Apalagi jika aksi ini dilancarkan setiap hari. Bisa dipastikan si dia akan merasa risih. Toh, Anda juga bukan perawatnya yang harus selalu mengingatkan si dia makan, kan? Sebaiknya SMS atau telepon dia hanya untuk hal yang penting saja. Hitung-hitung hemat pulsa, kan?

5. Membicarakan Keburukan Mantan
Berbicara dengan pria incaran memang sering membuat gugup dan kehabisan kata-kata. Carilah topik apa pun asal tidak membicarakan keburukan mantan, seperti, "Mantanku itu, pacarnya di mana-mana," atau "Enggak tahu deh kenapa hubunganku bisa lama banget sama mantanku itu, padahal pelitnya minta ampun." Sebelum melontarkan ini, pikirkan kalau semua pria itu sama. Bisa jadi si dia juga memiliki sifat yang sama dengan si mantan. Misal, terlalu sering bermain game, atau terlalu banyak teman perempuan. Kalaupun tidak, si dia akan berpikir Anda akan membicarakannya ke semua orang saat dia berbuat kesalahan pada Anda.

6. Menjelekkan Perempuan Lain
Hindari juga mengomentari keburukan perempuan lain. Misalnya, berkomentar negatif pada perempuan berpakaian terbuka yang melintas di depan Anda. Atau membicarakan teman yang punya pacar banyak. Membicarakan keburukan orang lain bisa membuatnya berpikir kalau Anda tak percaya diri dan memiliki sifat iri. Membicarakan musik favorit jauh lebih baik.

7. Mengandalkan Daya Tarik Seksual
Jika tak ingin si dia mendekat hanya karena tubuh Anda, tak perlu memakai rok minim dan atasan terlalu terbuka saat berkencan. Penampilan yang terlalu seksi bisa membuatnya lupa untuk mengenal Anda lebih dalam, karena sibuk mengagumi atau berkomentar dalam hati tampilan Anda. Penampilan yang kasual bisa mencairkan suasana dan membuat si dia nyaman berhadapan dengan Anda.

8. Mudah "Dijamah" dan "Menjamah"
Baru ngobrol lima menit, Anda sudah membelai rambutnya atau mengelus tangannya. Bagi perempuan sentuhan adalah ungkapan peduli, namun bagi pria, ini adalah sikap yang "mengundang". Jadi, meski Anda suka setengah mati, atau rasa cinta Anda sudah sampai ke ubun-ubun, sebaiknya tahan diri. Anda juga pasti tidak nyaman bila bertemu dengan pria yang baru dikenal sudah berani pegang sana-pegang sini.

9. Menjadi Orang Lain
Sebagus apa pun sosok orang lain, menjadi diri sendiri tetap yang terbaik. Tidak perlu Anda bersusah payah mengarang cerita agar terlihat atau terkesan sebagai sosok yang sempurna. Jujurlah dan katakan apa adanya tentang diri Anda. Jika Anda tidak bisa masak, dan dia bertanya Anda bisa masak atau tidak, katakan saja "SAya bisa masak mie instan (mie instan dimasak juga, kan?)" Sehingga Anda tidak berbohong.

10. Mengutarakan Pria Idaman
Tak ada mahluk yang sempurna, termasuk kita sebagai perempuan. Membicarakan tipe pria idaman membuatnya berpikir kalau Anda tak bisa menerima seseorang apa adanya. Buatlah kesan bahwa si dia adalah tipe pria idaman yang Anda cari dengan tidak membandingkannya dengan siapa pun.(Ayunda Pininta Kasih/Majalah Chic)

Sumber: kompas.com
Posted: 11 Oct 2010 01:00 PM PDT
Anda mungkin sudah sering mendengar istilah "baby blues syndrome", yakni kondisi ketika seorang wanita merasa sedih usai melahirkan. Kondisi ini pernah dialami oleh Brooke Shields yang kemudian memicu pertikaian antara dirinya dan Tom Cruise yang diekspos media habis-habisan. Namun, ternyata, di balik itu, si ayah pun bisa mengalami hal yang serupa.

Seperti dikutip dari laporan The Dailymail, 1 dari 5 pria mengalami masalah dengan depresi usai hadirnya anak di dalam hidupnya. Dalam studi yang melibatkan 87 ribu keluarga, yang mendapatkan perawatan medis antara tahun 1993 - 2007 kemudian disortir yang pernah mengambil resep antidepresi.

Dalam setahun sejak kehadiran anak pertama, sebanyak 3 persen dari kepala keluarga tersebut mengalami depresi. Hal ini meningkat 10 persen saat anak pertama mereka menginjak usia 4 tahun, kemudian meningkat lagi ketika anaknya berusia 8 tahun menjadi 16 persen, dan menjadi 21 persen ketika anak menginjak usia 12 tahun.

Sementara 13 persen wanita mengalami depresi depresi saat anak mereka masih berusia setahun, kemudian naik 24 persen ketika si anak berusia 4 tahun, berkembang lagi jadi 33 persen saat si anak menginjak usia 4 tahun, dan menjadi 39 tahun saat anak pertama menginjak usia 12 tahun.

Depresi ini ditengarai diakibatkan oleh tekanan ekstra yang datang setelah hadirnya anak. Kehilangan waktu tidur dan meningkatnya tanggung jawab menjadi hal yang menekan tanggung jawab si orangtua, jelas ketua peneliti, Profesor Irwin Nazareth.

Maka, untuk para calon ayah, disarankan untuk melakukan langkah-langkah persiapan yang amat matang sebelum hadirnya si kecil dalam hidupnya. Untuk para ibu, disarankan untuk mulai memerhatikan suami yang akan menjadi calon ayah agar tidak terjadi keretakan rumah tangga akibat depresi setelah hadirnya si kecil.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar